Beberapa hari yang lalu sempat antar suami ke RS Mitra Keluarga untuk cek up. Seperti biasa dikarenakan antrian yang panjang maka saya iseng berjalan-jalan di dekat tempat brosur RS, siapa tau ada yang bisa dibaca-baca :).
Benar saja, saya menemukan brosur yang menarik yaitu mengenai mitos dan fakta tentang kanker serviks. Memang saat ini sedang gencar di sosialisasikan mengenai bahaya kanker serviks, tidak hanya melalui brosur. kita juga dapat mendengar iklannya dibeberapa radio. Ini adalah salah satu bukti bahwa penyakit ini tidak bisa kita pandang sebelah mata.
Nah, karena itu saya ingin berbagi disini isi brosur yang saya baca tersebut, sehingga kita tidak salah persepsi lagi mengenai kanker serviks.
Mitos
|
Kanker Serviks (leher rahim) sama dengan kanker rahim
|
Fakta
|
Serviks adalah bagian paling bawah dari badan Rahim. Kanker serviks
adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada serviks (leher Rahim)
|
Mitos
|
Tidak perlu khawatir tentang kanker serviks, kejadiannya tidak banyak
kok
|
Fakta
|
Di Indonesia 37 perempuan terdiagnosa tentang kanker serviks setiap
harinya. Diperkirakan 20 orang perempian Indonesia meninggal karena kanker
serviks setiap harinya.
|
Mitos
|
Kanker serviks itu penyakit turunan
|
Fakta
|
Kanker serviks disebabkan oleh virus human papilloma (HPV) yang
bersifat onkogenik (penyebab kanker). HPV tipe 16 dan 18 bersama-sama
menyebabkan 71% kasus kanker serviks. Tipe HPV onkogenik lainnya penyebab
kanker serviks adalah 31, 33, dan 45
yang bersama dengan tipe 16 dan 18 menyebabkan 80% kasus kanker serviks.
|
Mitos
|
Tidak perlu mengkhawatirkan kanker serviks jika sudah memiliki
hubungan yang stabil dengan pasangan
|
Fakta
|
Setiap perempuan dapat terinfeksi HPV semasa hidupnya. Bahkan jika
telah terinfeksi, tidak berarti bahwa dia akan terlindungi dari infeksi
berikutnya. Infeksi persisten virus penyebab kanker serviks dapat
mengakibatkan terjadinya sel abnormal dan pra-kanker yang seiring dengan
berjalannya waktu dapat berkembang menjadi kanker.
|
Mitos
|
Kanker serviks hanya terjadi pada perempuan lanjut usia
|
Fakta
|
Kanker serviks dapat menjadi ancaman semua perempuan tanpa memandang
usia. Adenokarsinoma (kanker serviks yang paling agresif) merupakan kanker
serviks yang lebih sering terjadi pada perempuan muda dan lebih sulit
terdeteksi melalui skrining/deteksi dini
|
Mitos
|
Pemakaian kondom mencegah kanker serviks
|
Fakta
|
Kondom tidak sepenuhnya melindungi perempuan dari infeksi HPV karena
penyebaran virus tidak hanya melalui penetrasi seksual tetapi bisa terjadi
melalui kontak kulit ke kulit di area genital. Perempuan yang aktif seksual
rentan terhadap infeksi HPV sepanjang hidupnya.
|
Mitos
|
Gejala kanker serviks mudah dilihat
|
Fakta
|
Kebanyakan infeksi awal HPV dan kanker serbiks stadium dini
berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun, sehingga penderita masih
dapat menjalani kegiatan sehari-hari. Apabila kanker serviks sudah mengalami
gejala progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang timbul
antara lain:
·
Pendarahan sesudah sanggama
·
Pendarahan spontan yang terjadi di antara
periode menstruasi rutin
·
Nyeri panggul
·
Nyeri ketika berhubungan seksual
|
Mitos
|
Kanker serviks tidak dapat dicegah
|
Fakta
|
Vaksinasi HPV merupakan pencegahan primer terhadap kanker serviks
dengan membantu pembentukan antibody. Papsmear merupakan pencegahan sekunder
yang berfungsi mendeteksi sel abnormal atau lesi pra kanker
|
Mitos
|
Tidak ada alasan untuk memvaksinasi remaja putri
|
Fakta
|
Penelitian menunjukkan bahwa rentang waktu sejak pertama kali
berhubungan seksual sampai usia 25 -
30 Tahun merupakan periode insidensi dan prevalensi infeksi virus
penyebab kanker serviks tertinggi pada perempuan. Maka dari itu sangat
penting memvaksinasi perempuan muda sedini mungkin untuk mengurangi risiko
mereka sebelum terinfeksi virus penyebab kanker serviks
|
Mitos
|
Pada perempuan menikah tidak perlu diberikan vaksinasi, cukup
skrining saja
|
Fakta
|
Skrining tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV Skrining yang
diikuti dengan Vaksinasi, dapat membantu mengurangi kejadian kanker serviks secara
efektif. Dibandingkan dengan tanpa tindakan sama sekali. Vaksinasi dilakukan
dalam 3 tahap pemberian, yaitu bulan ke 0, 1 atau 2 dan 6
|
Mitos
|
Vaksinasi HPV memiliki efek samping yang berbahaya
|
Fakta
|
Vaksin HPV umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Reaksi paling umum
terlihat setelah vaksinasi berhubungan dengan tempat penyuntikkan seperti
nyeri, kemerahan dan bengkak. Efek samping umumnya lainnya termasuk nyeri
otot dan sakit kepala. Namun ini biasanya bersifat ringan dan sementara
|
Sumber: Brosur RS Mitra Keluarga
Untuk pencegahan selain cek up dan vaksin, ada cara mudah untuk mencegah penyakit ini yaitu dengan menggunakan pembalut berkualitas. salah satunya adalah dengan Pembalut Anion dari Winalite. Ion negatif yang berada di pembalut ini dapat mencegah kanker serviks. Cara mudah mencegah tanpa efek samping :).